JURNALPANTURA. COM, Tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang dipimpin Prof Harry Widianto telah memastikan fosil homo erectus yang ditemukan di Bumiayu, Brebes, sebagai manusia purba tertua di Indonesia. Temuan luar biasa inipun mengubah teori yang selama ini diyakini bahwa homo erectus tertua di Indonesia berasal dari Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, yang berasal dari Afrika.
Berikut Lima Fakta Penemuan fosil manusia purba di Bumiayu, Brebes.
1. Ditemukan oleh Karsono, Anggota Tim Buton, pelestari fosil purbakala Situs Bumiayu
Fosil homo erectus Bumiayu ditemukan oleh Karsono, anggota Tim Buton, sebuah kelompok pelestari fosil purbakala Situs Bumiayu yang diketuai Rafli Rizal. Tim ini konsisten melakukan penyelamatan fosil Situs Bumiayu sejak tahun 2014.
Karsono menemukan fosil manusia purba itu saat menyusuri Sungai Bodas, Desa/Kecamatan Bumiayu, pada Februari 2019. Temuannya berupa tulang bonggol paha, rahang dan gigi itu kemudian dilaporkan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Balai Arkeologi Yogyakarta.
2. Fosil Manusia Purba Bumiayu Berumur 1,8 Juta Tahun Lalu
Berdasarkan hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta yang dipimpin Prof Harry Widianto, fosil manusia purba di Bumiayu berumur 1,8 juta tahun lalu. Kepastian umur tersebut diperoleh dari penelitian lapangan bahwa ketiga fosil yang ditemukan di Sungai Bodas itu berada pada lapisan formasi Kaliglagah bagian tengah atau setara 1,8 juta tahun lalu.
3. Bumiayu Adalah Pantai Timur Jawa Barat
Keberadaan manusia purba di Bumiayu sangat memungkinkan karena pada 2,4 juta tahun lalu wilayah Bumiayu merupakan pantai timur dari Jawa Barat. Kondisi ini sinkron dengan penemuan fosil hewan purba yang ditemukan sebelumnya seperti gajah purba, kuda air, rusa, banteng dan kerbau. Seluruh hewan tersebut akrab dengan air.
Sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada saat itu masih berupa lautan. Pulau Jawa baru terangkat sepenuhnya menjadi daratan pada 1,65 juta tahun lalu.
4. Mengubah Teori
Penemuan fosil homo erectus di Bumiayu mengubah teori yang selama diyakini bahwa Sangiran merupakan tempat pendaratan atau hunian manusia pertama di Indonesia. Artinya, dengan umur manusia purba Bumiayu 1,8 juta tahun lalu, sementara Sangiran 1,5 juta tahun lalu, maka Bumiayu adalah tempat hunian pertama manusia di Indonesia, bukan Sangiran.
Manusia purba di Bumiayu juga bukan berasal dari Afrika seperti halnya Sangiran (teori Out Of Africa). Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta menyebut manusia purba di Bumiayu merupakan hasil evolusi lokal yang disebut multi regional. Kemunculan manusia purba pada 1,8 juta tahun lalu di Bumiayu ini sama seperti di Afrika, Dmanisi Georgia dan Longhupo Cina. Artinya adalah, Bumiayu menjadi salah satu tempat di dunia yang mampu memunculkan homo erectus dan kemudian berevolusi setempat.
5. Pemkab Bangun Museum
Penemuan fosil manusia purba Bumiayu dipastikan akan menjadi studi baru yang menarik bagi para peneliti nasional maupun dunia. Menindaklanjuti hal tersebut, Pemkab Brebes telah menyediakan lahan seluas lebih kurang 4 hektare di Kaliwadas, Bumiayu, untuk pembangunan museum. Pembangunannya akan dimulai tahun 2020 menggunakan dana APBD Kabupaten Brebes.(Reds)