JURNALPANTURA.COM, Kudus - Sejumlah agenda tradisi dan budaya dalam rangka Apitan digelar oleh warga Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Kegiatan tradisi Apitan ini merupakan tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya itu kegiatan Apitan di Desa Temulus ini juga dimeriahkan dengan hadirnya Pasar malam, wahana permainan dan UMKM, pertandingan sepak bola persahabatan dan pentas wayang kulit semalam suntuk.
Puncak acara Apitan di Desa Temulus ini adalah rangkaian upacara ritual sedekah bumi untuk tolak bala dengan cara mengubur kepala kerbau lalu oleh para tetua yang ada di desa tersebut, membawa kepala kerbau yang sudah disembelih untuk di bawa ke sawah dan dikubur diarea tersebut.
Dari pantauan media ini, sebelum di kubur, kepala kerbau terlebih dahulu dibungkus denga kain yang berwana putih, kemudian dibacakan doa-doa dari tetua adat desa tersebut. Usai dilakukan serangkaian pembacaan doa, kepala kerbau tersebut dikuburkan. Acara berlangsung dalam suasan khidmat.
Menurut Kepala Desa Temulus Suharto, apitan sedekah bumi ini sudah dilakukan secara turun temurun. Menurut kepercayaan, jika penanaman kepala kerbau tidak dilakukan maka akan terjadi bala, seperti datangnya pagebluk.
“Kalau tidak dilaksanakan katanya akan ada pagebluk, seperti penyakit, atau hasil panen petani gagal,” katanya saat di temui awak media di Balai Desa Temulus, Jumat (17/06/2022).
Tradisi ini, lanjut Suharto, akan terus dilaksanakan oleh pemerintah desa. Jika pihaknya tidak melakukan proses penanaman kepala kerbau, maka masyarakat akan menyalahkannya.
“Kalau tidak di laksanakan saya akan disalahkan sama masyarakat desa,” ujarnya.
Masih kata Suharto, untuk daging kerbaunya akan diberikan kepada masyarakat. Kemudian pada sore hari masyarakat akan membawa nasi dengan berlaukan daging tersebut untuk dibawa ke balai desa.
“Untuk daging kerbaunya kita bagi ke masyarakat, per KK dapat 1 ons. Nanti jam 16.00 WIB masyarakat akan selamatan di balai desa,” tuturnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tradisi sedekah bumi penyembelihan kerbau ini di anggarkan dari APBDES sebanyak Rp 35 juta.
“Tahun-tahun sebelumnya itu biasanya tarikan dari masyarakat, kemudian di belikan kerbau. Kalau sekarang saya anggarkan dari APBDES sebesar Rp 35 juta,” jelasnya. (isknews)