Jurnalpantura.com, Brebes - Pandai sungguh nafsu dalam mempesona seseorang, selesai memikat dengan cara yang menggiurkan, namun berbahaya. Beberapa dari kita mungkin telah merasakan kehebatannya, terpesona oleh sensasi lemak yang membelai lidah, menjadikannya sulit untuk menolak. Sayangnya, kita kerap tak mengetahui bahwa di balik kelezatan itu, maut bisa saja tengah mengintai.
"Seiring dengan waktu yang berlalu, sering kali nafsu dengan indahnya memperlihatkan kebaikan akan kelezatan kepada manusia, sementara itu racun mematikan senyap mengintai dalam terang seakan tidak terlihat."
Pesona Maut dalam Kelezatan
Rasa lemak yang menggoda memang kerap memikat setiap insan. Rasa yang bisa membuat lidah bergoyang, bagai Dunia dalam genggaman. Sedikit yang kita tahu, setelah terpesona oleh kelezatan tersebut, kita itu tidak tahu bahwa batas antara hidup dan mati bisa sejauh sebatas seruput terakhir dari minuman atau sepotong terakhir dari makanan berlemak yang kita kunyah.
Hawa Nafsu Dapat Dihentikan
Hawa nafsu, bisa jadi, memang seperti api yang tak pernah padam. Tapi percayalah, hawa nafsu itu dapat dihentikan keinginannya. Cara? Yaitu dengan suka menerima nasihat dan dengan cara dibimbing dalam beramal shaleh.
Bahaya di Balik Nikmatnya Ibadah
Namun, setelah nafsu merasa enak dalam beribadah, kita harus lebih waspada. Jangan dibiarkan begitu saja. Kita harus bersikap curiga dan hati-hati terhadap potensi bahaya yang mungkin mengintai di balik nikmatnya ibadah tersebut. Bisa jadi ada latar belakang yang membahayakan, layaknya racun dalam makanan lezat yang tak kita duga sebelumnya.
Dengan demikian, mari kita mengendalikan nafsu kita dan selalu berusaha untuk memeriksa setiap hawa nafsu yang muncul. Jangan sampai kita terjebak dalam jeratan nafsu yang akan membawa kita ke dalam kesulitan dan bahaya.
Jadi, berfikir kritis dan bijaksana adalah keharusan bagi kita semua dalam segala hal, termasuk dalam mengendalikan nafsu. Mari kita belajar dan berusaha untuk tidak mudah terbuai oleh kelezatan yang mematikan. (*)